Pandangan Kristen tentang Perayaan Halloween


Asal Usul Halloween

Tradisi Halloween dimulai lebih dari 1900 tahun yang lalu di Inggris, Irlandia, dan Prancis Utara, dengan nama “Samhain“.

Mereka percaya bahwa pada malam sebelum tahun baru, batas antara dunia orang hidup dan orang mati menjadi kabur. Oleh karenanya, pada malam 31 Oktober mereka merayakan Samhain, ketika diyakini bahwa roh orang mati kembali ke bumi.

Pada abad ke-7 Masehi, Gereja Katolik Roma merubah waktu perayaan All Saints Day atau All Hallows, hari perayaan orang-orang kudus gereja, menjadi tanggal 1 November. Ini berarti malam All Hallows jatuh pada 31 Oktober.

Dua abad kemudian, pengaruh Kekristenan telah menyebar ke tanah Celtic, yang masih mempertahankan Festival Samhain.

Perayaan yang sebelumnya disebut sebagai All Hallows Eve, kemudian dikenal sebagai Halloween.

Sikap Kristen

Pertimbangkan sejenak hal ini:

  • Apakah Halloween membangkitkan semangat?
  • Apakah Halloween murni?
  • Apakah itu indah, terpuji, atau sesuatu yang baik dan patut dipuji?

Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

Filipi 4:8

  • Apakah Halloween didasarkan pada gagasan perdamaian, kebebasan, dan keselamatan?
  • Atau, apakah hari itu mengingatkan perasaan takut, penindasan, dan perbudakan?

Tidak disangkal bahwa Halloween terhubung dengan paganisme, satanisme, dan okultisme.

Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.

Efesus 5:11


Please login to post a comment.