Jemaah di Malang Salat Idul Fitri di Halaman Gereja


Antusiasme warga Malang menunaikan salat Idul Fitri 1 Syawal 1436 Hijriah pada Jumat (17/7), membuat Masjid Agung Jami, Kota Malang, Jawa Timur, tak mampu menampung seluruh jemaah. Sebagian di antara mereka pun membentangkan sajadah di halaman Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus.

Beralas kertas koran dan sajadah, mereka khusyuk menunaikan salat dan menyimak khotbah. Halaman gereja yang terletak sekitar 100 meter dari masjid ini dipenuhi jemaah perempuan. Sedangkan jemaah laki-laki berada di depan gerbang sepanjang Jalan Basuki Rahmat Kota Malang.

Pengurus Gereja Paroki Hati Kudus Yesus, Yohanes Kristiawan, mengaku menyiapkan halaman gereja untuk ibadah salat Idul Fitri sejak pukul 05.00 WIB. Pintu gerbang gereja dibuka lebar untuk umat Muslim. Begitu pintu gerbang halaman gereja dibuka, ribuan jemaah berduyun-duyun masuk. Mereka menggelar kertas koran dan sajadah untuk alas salat.

“Jemaah tak hanya warga Malang, ada yang berasal dari daerah lain sekitar Malang,” kata Ketua Takmir, Kiai Haji Zainudin Abdul Muchid saat memberi sambutan sebelum salat.

Zainuddin menjelaskan bahwa komunikasi dan sikap toleransi terjalin antarpemuka agama. Jika pimpinan harmonis, menurutnya, jemaah juga mengikuti. Salah satu bentuk kerukunan ialah saat gereja berulang tahun, takmir masjid mengirim ucapan selamat ulang tahun.

Dalam kesempatan lain, pengurus gereja turut berpartisipasi dalam kebersihan seusai salat Idul Fitri. “Saya bersama tiga teman dan seorang pasukan kuning membersihkan kertas koran,” kata pengurus gereja, Yohanes Kristiawan, kepada kontributor BBC Indonesia.

Bahkan, saat Idul Fitri tahun lalu, pihak gereja menunda kebaktian untuk memberikan kesempatan umat Muslim beribadah. Saat itu, Lebaran jatuh pada hari Minggu.

Toleransi antarumat beragama di Kota Malang, menurut pengurus Masjid Agung Jami telah berlangsung lama.

Seorang jemaah mengaku bersyukur diizinkan menjalankan salat di halaman gereja. Wahyuni, warga Turen, rela menempuh perjalanan sejauh 25 Kilometer untuk salat Idul Fitri. Mendekati waktu salat, ia masuk pelataran gereja untuk salat bersama.

“Kerukunan antarumat harus dijaga. Dalam situasi apa pun,” ujarnya.

Sikap toleran itu diakui Wali Kota Malang, Mochamad Anton, telah terjalin baik. Jalinan kebersamaan berlangsung lama, saat bulan puasa lalu, umat Muslim mengajak umat agama lain berbuka puasa bersama. “Tadi malam umat Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha ikut takbir keliling,” katanya.

sumber : Beritasatu.com

Please login to post a comment.