Terkait Bom di Gereja Solo, Tujuh Orang Diperiksa


Polresta Surakarta dan Polres Sukoharjo yang dibantu Polda Jateng memeriksa tujuh orang terkait  meledaknya bom rakitan di gereja desa Blimbing, Gatak dan yang belum sempat meledak di luar pagar Polsek Pasar Kliwon.

Sejauh ini juga belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas teror bom di tempat ibadah dan juga kantor polisi tersebut.

Kapolresta Solo Kombes Nana Sudjana juga belum bisa memberikan gambaran yang lebih gamblang, soal kemungkinan adanya skenario tertentu dari kelompok tertentu yang mempunyai target tertentu, terkait teror bom di luar pagar Polsek Pasar Kliwon.

” Kami melihat bom itu jelas bukan sembarang orang yang pasang. Tapi karena belum ada petunjuk jelas, kami belum berani mengarah ke kelompok tertentu. Yang jelas kini sudah tujuh orang kita periksa, termasuk anggota polisi yang mendapatkan laporan tentang temuan bom di luar tembok Polsek,” tegas dia kepada Media Indonesia, Rabu ( 8/12) di kantornya.

Sementara Laskar Umat Islam Surakarta ( LUIS ) mendesak polisi untuk secepatnya mengungkap kasus teror bom, yang menurut mereka dilakukan oleh kelompok iseng dengan tujuan yang tidak jelas dan sangat kasar tersebut.

“Terlepas itu dilakukan kelompok iseng atau kelompok siapa pun, polisi harus segera mengungkap dan menangkapnya. Ini sudah memprovokasi dan bisa menganggu kondisivitas lingkungan,” ungkap jubir LUIS, endro Sudarsono kepada Media Indonesia.

Tabir bom di dua tempat di wilayah Surakarta masih gelap. Belum ada satu pun pihak yang mengaku bertanggung jawab atas atas meledaknya bom di gereja desa Blimbing, kecamatan Gatak, kabupaten Sukoharjo maupun yang belum sempat meledak di luar pagar Polsek Pasar Kliwon.

Endra khawatir, jika tidak secepatnya terbongkar, maka akan muncul tudingan liar. ” Padahal yang melakukan kelompok iseng, dan targetnya saja tidak jelas. Kalau tidak segera dibongkar, bisa saja persoalan menjadi liar. Tentu ini merugikan kelompok-kelompok yang berkeinginan menjaga kondisivitas Solo Raya sebagai daerah aman yang duduk berdampingan, penuh toleransi,” tegas dia.

Sedang Kombes Nana menambahkan, pihaknya dalam upaya mengungkap kasus bom rakitan berdaya ledak rendah itu, telah mengerahkan segala daya upaya. Bantuan Tim Polda Jateng telah memperkuat penyelidikan, meski belum mengarah kepada kelompok tertentu.

“Kita tidak bisa bergerak cepat. Tapi kalau semua sudah jelas, tentu akan kita kejar kelompok atau perorangan yang terlibat langsung atau tidak langsung dalam teror bom ini,” tandas Nana lagi.

Sementara terkait kasus isu penembakan kaca balkon lantai atas Gereja Kristen Muria Indonesia ( GMKI ) Surakarta, Kapolresta Surakarta ini menegaskan, bahwa yang terjadi itu bukan penembakan.

“Saya pastikan itu bukan penembakan. Saya mengecek sendiri, itu bukan peluru, tapi seperti besi cor. Ukurannya 2,5 cm. Mungkin saja dengan ketapel, yang mengenai kaca atas sampai jatuh di depan altar gereja,” papar dia seraya menambahkan kejadian di GMKI itu terjadi Minggu pagi sebelum ada ibadah kebaktian.

Terpisah Kapolres Sukoharjo Ajun Komisaris Besar Prihartono EL menegaskan bahwa kasus bom meledak di gereja desa Blimbing langsung ditangani oleh tim khusus Polda Jateng. ” Itu bukan porsi saya. Yang saya tahu masih terus didalami data dan penyelidikannya. Itu saja,” tegas dia kepada Media Indonesia.

Ia hanya menegaskan, terkait adanya teror bom di tempat ibadah menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru ini membuat Polres Sukoharjo menyiagakan seluruh anggotanya untuk melakukan penjagaan khusus kepada seluruh gereja yang ada di wilayah Sukoharjo. ” Kita akan awasi intensif, agar tidak ada yang mengacau selama perayaan Natal nanti,” tegas dia sekali lagi.

sumber : mediaindonesia.com

Please login to post a comment.