PGI Kecam Pemerkosaan dan Pembunuhan Calon Pendeta di Sumsel


Jakarta – Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) mengecam insiden pemerkosaan dan pembunuhan terhadap calon pendeta asal Nias di Sumatera Selatan. PGI menyebut tindakan pelaku keji dan tidak beradab.

PGI menyampaikan duka cita mendalam atas kematian korban. PGI berharap Tuhan memberikan kesabaran kepada keluarga korban. “Menyatakan rasa duka mendalam bagi keluarga korban dan gereja yang mengutus korban melakukan pelayanan di Ogan Komering Ilir. Kiranya Allah yang rahmani memberikan penghiburan bagi keluarga yang ditinggal,” ujar Irma.

PGI juga meminta polisi mengusut tuntas kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap calon pendeta itu. Selain itu, polisi diharapkan dapat membeberkan secara jelas mengenai motif pelaku melakukan tindakan keji tersebut. “Menyatakan keprihatinan atas peristiwa ini dan meminta pihak kepolisian untuk segera melakukan pengusutan secara tuntas dengan segera menangkap pelaku dan menghukum sesuai dengan hukum yang berlaku. Juga meminta agar dalam melakukan pengusutan, polisi dapat mempertimbangkan apakah hal ini merupakan motif kriminal murni atau ada motif lain yang mendasari. Tindak penganiayaan, kekerasan seksual dan pembunuhan terhadap seorang pendeta tak bisa begitu saja dilihat sebagai kejadian biasa, karena hal ini bisa dimaknai sebagai sebentuk teror terhadap umat yang dilayaninya. Olehnya MPH-PGI mendesak Kapolri untuk memerintahkan jajarannya mengusut tuntas kasus ini,” paparnya.

PGI juga meminta negara untuk memberikan jaminan dan perlindungan terhadap perempuan. Salah satu yang didorong oleh PGI adalah aturan tentang penghapusan kekerasan seksual terhadap perempuan. “Meminta negara untuk memberikan perlindungan yang memadai bagi perempuan dan kelompok rentan lainnya melalui perundang-undangan dalam rangka penghapusan kekerasan seksual terhadap perempuan. Olehnya, MPH-PGI meminta Pemerintah dan Parlemen segera mengesahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual menjadi Undang-undang,” tuturnya.

Kronologi

Senin (25/3)
16.00-17.00 WIB
Korban yang merupakan calon pendeta pergi bersama seorang bocah berusia 9 tahun ke Pasar Jati untuk belanja sayur. Mereka berangkat pakai sepeda motor Pukul 16.00 WIB, melintasi perkebunan kelapa sawit. Sekitar Pukul 17.00 WIB, keduanya pun pulang dan melewati jalur yang sama. Setiba di areal perkebunan sawit yang sepi, mereka dihadang pakai kayu balok. Keduanya pun berhenti di tengah jalan.

Selanjutnya, pelaku yang diduga berjumlah dua orang keluar dari kebun sawit dan menghampiri korban. Kedua pelaku itu memakai penutup wajah dan langsung memaksa korban bersama sang bocah masuk ke kebun. Keduanya diikat dan dicekik. Sang bocah lantas dibuang di lokasi yang tidak jauh dari lokasi penghadangan.

“Untuk korban bernama N ini, mungkin para pelaku tidak tahu jika dia selamat, kondisinya pun masih sangat trauma karena dia diikat dan situasinya cukup mencekam,” kata Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Supriadi.

Tidak sampai di situ, kedua pelaku pun langsung membawa calon pendeta ke lokasi berbeda dan berjarak 100 meter dari lokasi awal bocah dibuang. Kedua pelaku diduga langsung memperkosa dan membunuh korban. “Dugaan kuat korban diperkosa, tetapi kami udah buat surat untuk dilakukan visum. Minimal visum luar dululah ya,” kata Supriadi.

22.00 WIB
Pukul 22.00 WIB bocah berusia 9 tahun itu sadar. Dia pun melepaskan tali yang mengikat dua tangannya dalam kondisi gelap gulita. Sang bocah lalu berlari ke rumah melewati perkebunan sambil terus menangis. Jarak dari lokasi ke rumahnya diperkirakan sekitar 1 KM lebih dan tidak ada permukiman warga. “Sekitar pukul 22.00 WIB, anak ini sampe rumah. Dia bilang ‘Tante diculik di kebun’ sama orang tuanya dan bilang sempat di ikat juga dia,” kata salah seorang warga, Arisman Manao.

Mendengar keterangan korban selamat, warga langsung melakukan pencarian di lokasi yang ditunjuk. Semua lokasi yang ada di perkebunan ditelusuri satu-persatu oleh warga.

Selasa (26/3)
04.30 WIB

Sekitar Pukul 04.30 WIB, calon pendeta itu akhirnya ditemukan. Saat ditemukan kondisinya telah meninggal dunia dan setengah telanjang di semak belukar PT PSM, Sungai Baung. “Diduga kuat korban diperkosa sebelum ditemukan meninggal karena ditemukan dalam keadaan tidak pakai celana,” kata Kapolres OKI, AKBP Donni Eka Syaputra.

Polisi kini telah melakukan olah TKP dan visum terhadap korban. Polisi menyebut pelaku ada dua orang yang diduga orang dekat dan tengah diburu tim Satreskrim Polres OKI.

sumber : news.detik.com

silakan like, comment, share, dan subscribe YCI di:
web : YesusCintaIndonesia.com
Youtube : yesus cintaindonesia
FB : Yesus Cinta Indonesia
Twitter : Yesus cintaindonesia

Please login to post a comment.