Gereja di Rusia Diberondong Tembakan, Empat Tewas


MOSKOW – Sedikitnya empat orang tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan bersenjata ke pengunjung gereja di Dagestan, Rusia selatan. Pelaku penembakan sendiri juga tewas setelah terkena timah panas pasuka keamanan.

Penembakan tersebut terjadi di kota Kizlyar, Ibu Kota provinsi di Republik Dagestan. Pria bersenjata tersebut melepaskan tembakan dengan senapan berburu ke sekelompok orang yang meninggalkan sebuah upacara gereja untuk berakhirnya festival rakyat Rusia Maslenitsa, yang menandai dimulainya masa Prapaskah untuk umat Kristen Ortodoks Rusia.




Seorang saksi mata penembakan tersebut, Oksana mengatakan, peristiwa itu terjadi tepat di depan gereja Kristen. Pria bersenjata tersebut menargetkan orang-orang saat mereka pergi, tapi untungnya banyak pengunjung gereja berhasil berlindung di dalam gedung. Hal ini memberi lebih banyak waktu bagi petugas keamanan untuk menanggapi serangan tersebut.

“Ada banyak orang di sana, ibu dengan anak kecil, orang tua. Saya percaya Tuhan menyelamatkan kita, tidak membiarkan orang tersebut masuk ke dalam gereja,” kata Oksana seperti dikutip dari RT, Minggu (18/2/2018).

Ia menambahkan bahwa pria bersenjata itu tewas saat mencoba melarikan diri dari tempat kejadian.

Keempat korban jiwa tersebut semuanya adalah wanita sipil yang tengah meninggalkan gereja, menurut otoritas keamanan setempat. Kantor berita Interfax mengutip sebuah sumber mengatakan bahwa pria bersenjata tersebut memiliki kaki tangan wanita yang melarikan diri sebelum penembakan dimulai.

Menurut polisi dua orang yang terluka dalam insiden itu adalah petugas keamanan yang menanggapi aksi penembakan tersebut dan membunuh pelakunya.

Meski begitu, jumlah korban yang terluka masih simpang siur. Kementerian Dalam Negeri Rusia menyebut tiga orang terluka, sementara Kementerian Kesehatan setempat mengatakan bahwa lima orang yang terluka dirawat di rumah sakit.

Komite Investigasi Rusia mengatakan bahwa pelaku bersenjata tersebut telah diidentifikasi sebagai penduduk lokal berusia 20-an tahun.

sumber : international.sindonews.com